Senin, 24 November 2008

Syukur Hari ini

Alhamdulillah, hari ini akan saya coba lagi, mengais ide yang pantas untuk ditulis dan dibaca para sahabat dan keluarga..kalau memang dunia ini masih panjang..sepanjang jarak waktu antara Eyang Putri Retno Dumilah dan ananda Shafwan El Basya yang sekarang lagi sekolah di RA. Perwanida, maka tulisan saya ini masih bisa dibaca sedasa turunan ke depan.
Seperti juga ananda Ian (demikian saya panggil Shafwan El Basya), saya sendiri juga hanya bisa ngurut nama-nama simbah-simbah, mulai eyang puitri Aminah-Nazuhroh-sampai eyang putri Retno Dumilah. Nyaris tanpa berkas kecuali makam-makam di Ploso, Mindi Nganjuk, Selo Madiun, Nggothak Madiun sampai Kayu Apak Solo.
Andai waktu itu sudah ada fasilitas internet dll..bolehlah kiranya saya memetik lebih lagi, lebih dari catatan hitam-merah buku tua di Dukuh Jatinom, di ndalem Pholomanis. Lebih dari catatan kakek Buyut Mohammad Imam, tentang kelahiran putra-putranya yang sepuluh orang itu, bahkan lebih dari naskah "Nylorong Pengeran Sajroning Puri" yang ditulis dengan pegon dan catatan kaki Thoriqoh Akmaliyah.
Tentu juga saya tak perlu niat mendalami Naqshabandiyah Kholidiyah harus ke Garum..karena seharusnya saya bisa belajar langsung dari Eyang Misri lewat Youtube misalnya.
Alhamdulillah..ini semacam sepenggal do'a..semoga tulisan-tulisan selanjutnya bermanfaat bagi anak-cucu saya, di kemudian hari dan juga jadi bahan diskusi untuk keluarga dan kawan-kawan yang kerso singgah di sini, di Dukuh Phalamanis.
Ada banyak yang bisa kita diskusikan, baik yang populer seperti pemanasan global atau krisis financial global..tapi juga yang tidak dikenal banyak orang..kecuali yang pernah ke Dhukuh Phalamanis..apa kabar kang Bandi, apa kabar Markonah, apa kabar Sri Tember, apa kabar Kang Muhdhori, bagaimana kang Nur Kholik bakul kresek, juga kang Jamal bakul lele dan sebagainya. Bahkan kalau bisa juga kabar 3 penembang tua dari Talun, bagaimana dengan siter dan corongnya.
Semoga masih aada waktu.

Tidak ada komentar: